Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Perjalanan Mengantar Bapak Kontrol Keluar kota

Moocen Susan | Minggu, November 30, 2014 | 23 Comments so far
   Sejak aku sembuh dari muntah berkepanjangan di tahun 2007-2009, aku masih jaga makan hingga sekarang karena takut kumat. Saking banyaknya pantangan makan, aku jadi lebih nyaman tinggal di rumah dan memasak sendiri makananku. Sehingga untuk keluar kota membuatku agak susah makan. Aku takut kecentok makan sembarangan sedangkan disana ga bisa masak sendiri. Satu-satunya makanan yang bisa kumakan hanya oatmeal dan buah sebagai pengganjal lapar yang aman. Sedangkan cemilan roti dan biscuit, sudah tidak bisa kumakan lagi. 

   Membingungkan dan merepotkan, tapi karena aku harus mengantar bapak berobat mau tak mau aku harus berjuang memerangi kelemahanku demi bapak. Begitu banyaknya warung makan di depan kos adiku, tapi semuanya tidak bisa kumakan dengan bebas sedangkan aku mudah lapar. Memilih menu makanan yang cocok di lambungku di warung sembarangan itu hal yang sangat menegangkan, salah makan bisa muntah lagi. 

   Tak terasa sudah hampir 6 bulan bapakku berobat jalan di Blora setelah proses CT Scan paru dengan hasil diagnosa PPOK (penyakit paru obstruktif kronis), dan kini saatnya kembali kontrol perkembangan kesehatannya ke Semarang lagi sesuai saran dokter. Banyak yang perlu dipersiapkan, terutama Surat rujukan dari dokter keluarga (puskesmas), rumah sakit, dan stempel dari kantor BPJS untuk keperluan kontrol. 

   Kami ke Semarang hari Senin, 24 November 2014 naik travel. Dari blora jam 18.00 sampai di Semarang jam 21.30 WIB. Esok harinya jam 06.30 aku diantar adikku menuju ke loket pendaftaran pasien rawat jalan. Sebetulnya rumah sakit buka mulai jam 07.00 tapi waktu kami datang kesana, sudah dapat nomor antrian loket : 120. Kulihat tumpukan berkas surat rujukan pasien BPJS sudah sampai nomor 64. Sedangkan dokter spesialis disana hanya membatasi 3 pasien saja. Alhasil, kami tidak dapat jatah itu karena sudah full. 

   Rencanaku untuk pulang Blora hari Rabunya ga jadi deh, karena musti nunggu daftar dokter lagi di hari Jumat. Ya sudahlah dengan sabar aku menunggu hari jumat dan belajar dari pengalaman harus datang lebih pagi untuk mendaftar pasien. Benar saja, Jumat pagi-pagi sekali aku bersama adikku menuju rumah sakit. Sedangkan bapakku masih tinggal di kos adiku sambil berdoa semoga dapat jatah antrian dokter. 

   Sampai disana aku lemas karena lapar akibat dinginya udara pagi. Aku mampir ke warteg depan rumah sakit hanya untuk meminta air panas, aku membuat bubur oatmeal pagi itu untuk menambah kekuatan. Setelah agak kenyang aku kembali menuju rumah sakit dan untungnya hari itu aku berhasil mendapat jatah antrian. Nomor antrian sudah dapat, pegawai belum datang. 

   Jadi ketika masuk ke ruang pendaftaran, ambil nomor antrian di dekat pintu masuk, lalu mengambil nomor antrian di meja pendaftaran berkas bpjs dan meletakkan surat rujukan dari dokter keluarga dan rumah sakit setempat. Setelah dipanggil ke loket menyerahkan kartu berobat dan kartu BPJS lalu mengambil berkas surat rujukan dari tempat pendaftaran BPJS dan kembali ke loket pendaftaran tadi untuk menyerahkan surat rujukan. 

    Aku masih harus nunggu lagi beberapa waktu, aku lapar lagi padahal sudah kumakan 3 sdm oatmeal. Pusing, lemas, serasa hampir pingsan namun aku mencoba untuk kuat. Adikku sudah kenyang karena makan 3 bolang baling + the hangat. Sedangkan aku tidak bisa makan bolang baling dan minum teh..hiks hiks.. Akhirnya, aku kembali ke warteg dan membuat oatmeal lagi dan kembali ke rumah sakit karena petugas pendaftaran sudah datang. 

   Benar-benar perjuangan, berjuang melawan rasa laparku demi mendapat jatah antrian dokter. Setelah urusan mendaftar pasien sudah kelar. Kami kembali ke kos. 

    Sore harinya aku dan bapakku naik taxi ke rumah sakit karena adikku tidak bisa mengantar. Bodohnya aku karena nanya ke sopir taxinya rate dari kos ke rumah sakit. Serasa mau naik becak nawar dulu. Dia bilang Rp.35.000 tapi di setelah sampai di rumah sakit ternyata di argonya tertulis Rp.23.800. Seharusnya bayar taksi berdasarkan argo kan ya? Namun sopir taksinya tetep kekeh dengan 35rb sesuai perjanjian awal. Hiks rugi.. lain kali ga usah nanya dulu..langsung bayar sesuai argo. 


   Dokter praktek jam 5 sore, tapi baru datang jam 6 an. Sore itu aku janjian ketemu temen lama di rumah sakit. Untungnya dia bawain aku buah, jadi bisa kuganjal laparku makan buah. Setelah dokter datang dan memeriksa bapakku, beliau membuatkan resep. Kupikir setelah control ini kami tidak harus kembali lagi ke rumah sakit ini. Tapi ternyata dokter bilang kalau bapak harus rutin minum obat seumur hidup dan control ke semarang tiap 6 bulan sekali. Hikssss…..yang jadi beban pikiranku adalah uang transport pp blora-semarang dan berjuang dalam antrian seperti tadi pagi.Sempat stress juga dan bikin lemes ga cuma karena lapar. Tapi ya sudahlah pasrah saja demi kesehatan bapakku. Karena kata dokter kalau sampai lepas obatnya bapak bisa diopname/ mondok karena sakitnya bisa tambah parah. Setelah keluar dari ruang dokter, kami turun ke lantai 1 dan menunggu dipanggil oleh petugas bpjs rumah sakit. Dari petugas bpjs kami mendapat resep dokter tadi untuk ditebus di apotik. 

   Kulihat surat rujukan balik dari rumah sakit ini belum disetempel petugasnya, akhirnya aku balik lagi ke loket BPJS dan meminta stempel sambil menunggu obat di apotik. Jam sudah menunjukkan pukul 19.30 waktu makan malamku jadi terlambat karena menunggu obat. 

   Obat bapak yang semula 3x1/3 tablet diganti jadi 3x½ tablet karena dulu waktu di apotik rumah sakit di blora, petugas apotiknya ga mau membagi 1/3, tapi dikasih tulisan 1/3 aja (mbagi dewe). Waktu aku tanya kok ga dibagi seperti biasanya kenapa? Petugasnya jawab, oh ga apa-apa sehari diminum 1 tablet aja kan sama aja mbak sehari 3x1/3 sama sekali minum 1 hari sekali. Pikirku mungkin petugas apotiknya tidak sempat membagi obatnya jadi 1/3 ga kayak biasanya karena sibuk mengurusi banyaknya pasien. Ternyata setelah aku tanya pak dokternya ga boleh diminum sehari sekali. Tapi diganti jadi setengah tablet aja biar gampang mbaginya. Untung aku ga nuruti petugas apotik di blora, soalnya kalau diminum 1 tablet sekaligus jantung bapakku ga kuat. 

   Pulang ke kos, naik taxi lagi, kali ini ga nanya lagi. Tapi bayar berdasar argo. Sampai di kos kami makan malam dan beristirahat untuk kembali ke blora esuk paginya.

Sharing Keluhan GERD

Moocen Susan | Rabu, November 19, 2014 | | 12 Comments so far
   Beberapa waktu lalu, saya pernah posting tentang keluhan penderita GERD, dimana disitu saya janji akan menulis ulang keluhan penderita GERD yang dikirimkan ke saya via email dengan tujuan untuk membantu posting jika ada pembaca blog ini yang mungkin bisa memberikan solusi kepada yang bersangkutan. 

   Berawal dari 17 tahun lalu sejak awal kuliah umur 20 thn pak Adnan (37th) sering kecapean, begadang, stress berat, makan tidak teratur. Saat masih jadi mahasiswa dulu biasanya beliau sarapan cuma dengan makan mie instan, makan siang di sore hari, makan malam di tengah malam, begadang sampai jam 5 subuh dan tidur hanya selama 1 jam. 

    Jam 7 pagi berangkat ke kampus lagi, akhirnya kesehatan Bapak Adnan terus turun. Waktu bangun tidur kepala terasa sakit. Awalnya masih bisa beraktivitas dalam rumah tapi kian lama makin ngga kuat. Banyakan berbaring, kadang berdiri dan duduk sebentar tapi ngga bisa lama, tidak mual/muntah. selera makan juga normal seperti orang sehat. 

   Pernah sakit typus dan maag tapi pas di Rumah Sakit selama 2 minggu. Dokter sudah menyatakan sembuh. Tapi anehnya ngga kuat jalan karena selalu kecapaian dan sesak nafas, hasil general chekup, dokter bilang ini bukan sakit jantung padahal jantung rasanya dagdigdug terus, akhirnya beliau hanya bisa terbaring total slama 14 bulan dari tahun 1997-1998.

   Anehnya, tahun 1999 sembuh sendiri.Waktu itu cuma minum kunyit telur madu, bisa masuk kuliah tapi jalannya lambat2 karena selalu ngos2an tidak bisa olahraga sama sekali biarpun cuma lari kecil. Sampai Th 2002 dalam kondisi masih seperti itu beliau ke jakarta kerja praktek kecapaian akhirnya kambuh lagi sakit yang sama, ngga bisa jalan lagi dan sesak kalau dipaksa.

   General chekup kembali dilakukan ke beberapa dokter, sampai dokter syaraf juga. Tapi para dokter berkata bahwa beliau ngga punya penyakit.

    Setelah terkapar lagi selama 18 bulan akhirnya kembali awal tahun 2004 sembuh sendiri lagi hanya dengan kunyit madu telur tapi jalannya lambat2 tetap tidak bisa lari atau berolahraga. Masih dalam kondisi seperti itu, 12 thn kemudian tepatnya bln 5 thn 2014 kecapaian di kantor akhirnya kambuh lagi dan tidak bisa aktifitas apa-apa karena jantung rasanya tidak kuat. Nafas berat banget padahal di RS bagian jantung di Makasar sudah EKG, echo USG, cek ensim jantung, fungsi ginjal, paru2 dan hati masih sangat normal. 

   Selama 17 thn terakhir tidak bisa lagi lari kecil apalagi main bola, berenang, dll. Bahkan kalau sudah agak baikan maksudnya bisa jalan lambat2 butuh 4 thn utk kuat naik motor itupun tdk bisa terlalu jauh, max 60km Sudah coba minum kunyit, madu, gold g lebih 10 botol tapi belum ada perubahan brrarti. Beliau juga telah menjalani rontgen, cek jantung dan menurut dokter semuanya normal. Meskipun sudah dinyatakan normal, namun keluhannya masih ada. Sudah 6 bulan sakit. Tidak bisa duduk terlalu lama. Apalagi jika berjalan mudah capek spt udara ngga ada di dada tapi tidak sesak. Beliau tidak pernah mrokok, minum alkohol, kopi, maupun teh. 

   Apabila ada pembaca yang bisa memberikan solusi bisa sms pak Adnan di nomor 085242066870, atau via email : adnankassogy@gmail.com 

Tuhan Mencukupi Kebutuhanku

Moocen Susan | Minggu, November 16, 2014 | 24 Comments so far
   Setelah menjalani CT Scan paru di Semarang dan berobat jalan selama 6 bulan di Blora, bapak harus kembali check up ke Semarang minggu depan. Dalam perbincangan kami, bapak menanyakan kepadaku, bagaimana dengan ongkos transportnya apa aku masih punya simpanan uang untuk biaya ke Semarang? Dengan iman, aku menjawab, "Masih ada kok pak, kalaupun nanti kurang, pasti Tuhan kasih entah bagaimana caranya." 

   Sekilas aku tengok kalender, kapan saja tanggal pengumuman lomba blog yang kuikuti. Dalam hati aku berdoa, semoga salah satu dari lomba blog yang kuikuti ada yang menang, setidaknya bisa untuk ongkos transport berobat bapak ke Semarang. Tapi meskipun tidak menang pun tak apa, setidaknya masih ada uang di tabunganku. 

   Pagi itu aku membaca renungan saat teduh, judulnya rejeki nomplok. Entah kebetulan atau bagaimana, firman Tuhan di Saat teduh itu kadang bener-bener kejadian. Macam primbon saja hihi.. . 

   Selepas saat teduh aku pergi ke pasar. Sepulang dari pasar aku melihat ada ibu pemulung menghentikan sepedanya dan mengambil beberapa bekas gelas air mineral yang dibuang di tempat sampah depan rumahku. Rasa iba memenuhi diriku, aku teringat kalau di rumah aku masih punya sekarung besar bekas botol air mineral daripada mumbruk di rumah mendingan aku kasih saja ke ibu pemulung itu. Segera aku menghampiri ibu itu dan menyuruhnya tinggal sebentar karena aku akan mengambil botol-botol bekas di rumahku. Entah mengapa ada perasaan lega ketika bisa memberi sesuatu kepada orang lain. Botol bekas, bagiku mungkin tidak berarti tapi bagi ibu pemulung itu sangat berarti. Ketika memberi, ada suatu energy keluar dari dalam diriku, dan aku merasa segar sekali aku bersukacita lalu aku kembali masuk ke rumah dan memasak sarapan untuk bapak. 

   Biasanya sesudah sarapan, aku langsung buka komputer dan melanjutkan desain blog untuk klien. Sesekali aku buka facebook untuk melihat kabar-kabar teman-teman ataupun info di komunitas yang kuikuti. Perhatianku tertuju pada sebuah pengumuman lomba blog, dan aku terkejut saat ada yang mention namaku dan mengucapkan selamat. Segera aku membukanya dan hampir tak menyangka, aku dapat juara 1 berhadiah uang tunai. Wow… terima kasih Tuhan! Aku senang sekali. Benar-benar rejeki nomplok.. aku berlari menemui bapakku dan memberitahu beliau kalau aku menang lomba. Bapak langsung menuju ke komputerku dan melihat namaku disebut disitu. Karena masih terkejut, bapak bertanya lagi, beneran itu kamu Sus yang menang. Iya pak aku menang.. horeee….. 

   Tak lupa kuucapkan terima kasih kepada panitia yang sudah menyelenggarakan lomba ini sehingga melalui lomba ini menjadi jalan Tuhan untuk memberikanku sangu mengantar bapak berobat ke Semarang.

   Sungguh, Dia Allah yang tahu kebutuhan kita, mencukupi kita dengan berkat-berkatNya pada waktu yang tepat. Tak habis-habisnya rahmatNya selalu baru setiap pagi. Semoga perjalanan kami berobat ke Semarang diberkati Tuhan juga. Amin.

Arti Bahagiaku

Moocen Susan | Senin, November 10, 2014 | 7 Comments so far
   Tanpa disadari banyak orang lebih menikmati penderitaannya daripada menemukan kebahagiaanya. Hal ini terlihat saat penderitaan terasa lebih lama daripada bahagia itu sendiri. Baru senang sebentar eh datang masalah baru yang bikin sedih. 

   Selama kita masih hidup masalah tentu ada, datangnya bisa silih berganti atau bahkan bisa rombongan. Dan saat seperti itu adalah saatnya untuk memilih. Memilih untuk hanyut dalam kesedihan atau bersyukur atas nikmat Tuhan lainya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian agar bisa bahagia karena sebenarnya bahagia itu ada di dalam diri kita masing-masing.
 
    Temukan kebahagiaanmu dan bersukacitalah senantiasa agar sehat tubuhmu. Bahagia itu sederhana. Ini arti bahagiaku: 
  •  Saya bahagia ketika hubungan pribadi saya dengan Tuhan Yesus sangat dekat 
  • Saya bahagia ketika terbangun dari tidur dan mendapati bahwa semua organ tubuh saya sehat. 
  • Saya bahagia ketika saya bisa makan makanan kesukaan saya tanpa mual dan muntah 
  • Saya bahagia ketika menonton drama korea atau tayangan humor di TV 
  • Saya bahagia ketika minus mata saya tidak bertambah lagi meski sering menatap layar PC untuk bekerja 
  • Saya bahagia ketika memenangkan sebuah kuis maupun lomba blog 
  • Saya bahagia ketika bisa memberikan pulsa hadiah giveaway saya untuk bapak. 
  • Saya bahagia ketika sedang mendesain blog untuk klien 
  • Saya bahagia ketika lampu mati disaat kami semua tidur dan sudah makan malam dengan kenyang 
  • Saya bahagia ketika melihat bapak saya tidur dengan nyenyak dan bangun dalam keadaan sehat 
  • Saya bahagia ketika melihat bapak saya makan dengan lahap 
  • Saya bahagia ketika sudah membuatkan segelas jus buah segar untuk bapak saya 
  • Saya bahagia ketika bisa memboncengkan bapak naik sepeda keliling kota untuk berolahraga dan menghirup udara segar. 
  • Saya bahagia ketika melihat bapak tertawa saat menonton TV 
  • Saya bahagia ketika bisa memberikan apa yang saya bisa berikan untuk pengemis 
  • Saya bahagia ketika murid les saya datang dan belajar dengan penuh semangat dan keceriaan 
    Dan masih banyak arti bahagiaku lainnya yang mungkin belum kutemukan. Bagaimana dengan Anda? Apa arti bahagiamu?

DEADLINE

Moocen Susan | Kamis, November 06, 2014 | 13 Comments so far
    Hm, siapa yang suka nulis mepet DL hayoo ngaku? Hihi.. wah kalau saya pribadi nulis mepet Deadline mendingan ga nulis aja. Soalnya pasti rasanya buru buru dan ga teliti. Nulisnya ngos-ngosan dan kurang maksimal. Itu kalau saya lho ya… 

    Kemungkinan terburuknya adalah kalau ikutan lomba blog misalnya mepet deadline kurang beberapa jam lagi pendaftaran ditutup eh tiba tiba internet lemot pula apa ya malah ga masuk daftar peserta? 

   Yang kedua, kalau nulisnya mepet DL lalu posting di grup woro woro eh udah pada ikutan lomba ini belum? Hari ini deadlinenya! Lho waduh mak jleb ! Wah ketinggalan info, yang mau ikutan jadi ikutan ngos ngosan pula, iya kalau pas bisa ngikut kalau lewat ya belum rejeki kali harus cari lomba lainnya yang masih bisa dikejar. 

    Oleh karena itu kita memang tidak bisa mengandalkan info teman buat ikutan lomba. Jadi harus aktif nyari nyari sendiri. Kalau ngandalin temen buat diinfo ya gitu akibatnya misal dia nulisnya mepet DL juga akhirnya kita juga ga punya persiapan. 

     Hidup memang penuh persaingan. Kalau di grup biasanya yang tahu ada info lomba blog misalnya langsung posting di file agar teman-teman yang mau ikutan bisa bookmark dulu (#setiakawan). Tapi kadang ada yang ga semangat kalau ga mepet Deadline.. hihi.. ya terserah lah ya..

Cara Mengatasi SMS XL Eror

Moocen Susan | Selasa, November 04, 2014 | 5 Comments so far
    Dua hari yang lalu ketika saya membalas SMS seseorang ternyata statusnya pending. Saya pikir, "Oh mungkin jaringannya sedang eror atau HP nya sedang tidak aktif."
   Beberapa saat kemudian dia mengirim SMS lagi tapi sekali lagi saya tidak bisa membalas SMS-nya. Saya mulai penasaran, mengapa saya bisa menerima SMS tapi tidak bisa membalasnya. Kemudian saya mencoba SMS ke nomor lain, tapi kok semuanya pending juga. Ada apa dengan SMS-ku? Sedangkan jika untuk menelepon keluar masih bisa, hanya tidak bisa mengirim SMS. 

   Kemudian saya memutuskan untuk menanyakan hal ini kepada Customer Service XL via email di customerservice@xl.co.id. Beberapa waktu kemudian, saya mendapat balasan email dimana saya harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 
  1. Memastikan setting nomor pusat pesan sesuai +62818445009
  2. Hapus SMS agar inbox tidak penuh 
  3. Mencoba mengirim SMS dengan menggunakan HP lain
  4. Melakukan tes mengirimkan SMS ke nomor sendiri 
Dan Apabila masih ada kendala, maka saya diminta melakukan pengecekan pada sistem dan dan saya harus menginformasikan data – data sebagai berikut ke CS XL meliputi :
  1. Merk dan tipe ponsel yang digunakan Indikator dan kekuatan sinyal yang diperoleh (GPRS/EDGE/3G/H/H+, jumlah bar, stabil/tidak) 
  2. Sejak kapan mengalami kendala (tanggal dan waktu) 
  3. Contoh nomor yang mengirimkan SMS 
  4. Apakah pengiriman SMS dari operator selain XL bisa 
  5. Status pengiriman dari nomor yang mengirimkan SMS (sudah terkirim, sudah delivered atau failed) 
  6. Langkah – langkah yang telah dilakukan (memindahkan di HP lain, mengirimkan SMS ke nomor sendiri) 
  7. Lokasi saat mengalami kendala (di dalam ruangan, di luar ruangan, di dalam rumah, di kantor, di gedung) 
  8. Apakah kendala terjadi di semua area atau wilayah tertentu saja
  9. Apakah sudah mencoba pindahkan ke HP lain 
  10. Alamat lengkap (Nama Jalan, Nomor Rumah, RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi dan Kode Pos) Nomor telepon lain yang dapat dihubungi 

Credit
   Setelah saya utak utik dan pencat pencet menunya dan melakukan pengecekan seperti petunjuk CS XL akhirnya saya pun berhasil mengatasi SMS yang eror tadi. Ternyata saya salah pencet di pengaturan pesan dimana saya pakai Nokia 1200, pada pengaturan pesan → jawab via pusat pesan yang sama tadinya saya pilih TIDAK padahal seharusnya pilih YA. Setelah saya ubah jadi YA maka pesan saya berhasil terkirim. Horeee.....

    Nah, jika teman-teman memiliki kendala dengan nomor XL bisa menghubungi Customer Service XL via : 
  • Telp : 817, 021 57959817 / 08170817707 
  •  E-mail ke customerservice@xl.co.id 
  • Twitter @XLCare 
  • Facebook XLCare. 
  • Atau Kunjungi XL Center terdekat,

Kisahku bersama Ibuku

Moocen Susan | Senin, November 03, 2014 | | 40 Comments so far
   Waktu ibu menikah dengan bapakku usia ibuku 25 tahun sedangkan bapakku 41 tahun. Ibuku agak gemuk setelah melahirkanku. Rambutnya bergelombang dan panjang. Penampilannya sangat sederhana dan keibuan. Beliau pandai memasak. Semua masakan ibu aku suka, karena rasanya sangat enak. Sejak kecil aku jarang jajan diluar, karena sudah cukup makan di rumah. Pernah ibu memberiku uang saku tapi kukembalikan lagi karena aku tidak merasa lapar saat istirahat di sekolah. 

    Karena desakan kebutuhan ekonomi maka ketika aku hendak masuk SMP, Ibuku membuka warung nasi pecel di rumah. Beliau bangun jam 3 pagi setiap hari untuk memasak. Ibuku sangat ulet dalam bekerja. Dagangannya laku keras meski ada beberapa kernet yang berhutang ketika makan di warung ibuku. 

   Di saat banyak pelanggan, mulailah muncul gangguan. Ibuku tergoda oleh pria lain. Pria itu meminta ibuku meninggalkan bapakku karena bapak sudah tua. Awalnya aku tidak menyadarinya karena pria itu bersikap sangat baik kepadaku kebetulan dia tinggal di losmen sebelah rumah kami. Aku juga tidak tahu kalau bapakku merasa cemburu dengan kehadiran pelanggan yang naksir ibuku itu. Aku baru mengetahuinya saat pria itu dikabarkan meninggal dunia. Bapakku mulai terbuka tentang hal ini kepadaku. Jujur aku kaget, dan merasa kasihan pada bapakku mengapa ibu bisa sampai tergoda kepada pria ini. 

   Setelah pria itu meninggal dunia, beberapa waktu kemudian muncul lagi pria lain yang juga menggoda ibuku. Kali ini aku sangat peka, pria itu selalu main ke rumah kami di saat aku mau tidur. Ibuku yang sedang tidur denganku itu tiba-tiba terbangun karena pria itu bertamu malam-malam. Aku jadi ikut terbangun dan mulai merasa tidak nyaman. Aku sering merengek meminta ibu masuk ke kamar saja dan menyuruh tamunya itu pulang. Huh sungguh tak sopan bertamu di rumah wanita yang sudah berkeluarga. 

   Kadang ibuku pergi dengannya dan sering bertengkar dengan bapakku meski tidak sampai membentak-bentak. Aku membaca tulisan ibuku di papan tulis bahwa Ibu ingin bebas. Awalnya aku tidak mengerti mengapa ibuku sampai menulis kalimat itu. Bebas dari apa? Aku pun menanyakan kepada bapakku artinya. Rupanya ibuku ingin bercerai dengan bapakku karena tergoda pria itu. Jujur saja bapakku lebih ganteng daripada pria itu. Hanya saja memang pria itu lebih muda. Oh, aku sangat membenci pria itu. 

   Setiap kali dia datang ke rumah, aku yang tadinya bisa bercanda dengan ibuku tiba tiba saja aku benci juga pada ibu. Aku sering membantah jika disuruh dan sering membentak ibuku demi melampiaskan rasa kekecewaanku pada ibu. Aku sangat sedih dan kasihan pada bapakku. Tapi bapakku tetap sabar seakan tidak terjadi apa-apa. Mulai saat itulah aku lebih dekat dengan bapak daripada ibu. Aku benci ibuku, aku juga benci pria itu. 


   Pernah suatu kali ibu berencana akan meninggalkan kami semua dan pergi dengan pria itu. Betapa ketakutannya aku ditinggal ibuku meski di dalam hatiku terselip sedikit rasa benci tapi aku tidak ingin bapak dan ibuku bercerai. Aku datang ke gereja dan berdoa, “Tuhan jangan biarkan kedua orangtuaku bercerai, aku tidak mau Tuhan.” Aku terus menangis sambil berdoa semoga Tuhan menggagalkan rencana Ibuku untuk bercerai. Tanpa kusadari aku sudah kepahitan dengan ibuku. Aku sering marah-marah pada ibuku, Ketika berangkat sekolah aku tidak mau mencium pipi ibuku seperti yang kulakukan dulu, Aku tidak mau lagi makan masakan ibuku dan memilih makan mie instan. Pokoknya aku ingin balas dendam dengan membuat ibuku menyesal dengan sikapnya kepada bapakku. 

   Meski hati bapakku terluka, bapak menyuruhku untuk tetap bersikap baik kepada ibuku. Hal yang paling berat adalah meminta maaf kepada ibuku. Tapi karena aku kasihan pada bapak, akupun meminta maaf kepada ibu. Awalnya agak canggung, tapi ibuku tetap mau memaafkanku. 

   Setelah semua itu, suatu ketika ibuku mengeluh sakit kepala yang sangat. Telinga kanannya sudah tidak bisa mendengar lagi. Aku mengantar ibuku ke dokter THT dan ternyata ibuku terkena infeksi akibat sering membersihkan telinganya terlalu bersih dan dalam setiap hari. Singkat cerita ibuku divonis kanker oleh dokter dan harus dioperasi di luar kota. Setelah menjalani operasi, ibu juga menjalani CT Scan dan bestral sebanyak 25 kali. Ketika ibuku ada di rumah sakit, aku mengunjunginya. Saat aku melihat ibuku sudah gundul dan kurus terbaring lemah di ranjang rumah sakit, di saat itulah aku benar benar bisa memaafkan ibuku. Bahkan ketika ibuku harus pulang kerumah karena dokter sudah angkat tangan, aku dan bapak merawat ibuku. 

   Rasa dendamku pada ibu hilang saat aku mulai merawatnya. Tuhan mengabulkan doaku, melalui sakit ini ibuku tidak jadi bercerai dengan bapakku. Tapi ketika aku meminta Tuhan untuk menyelamatkan nyawa ibuku, rupanya Tuhan mengambilnya daripada kami sekeluarga di usianya yang ke 43. 

   Sejak kepergian ibuku, aku sangat shock dan menyesal mengapa dulu aku marah dan membuat ibuku menderita karena sikapku. Setiap kali aku merasa sedih dan letih. Malam harinya aku bermimpi bertemu dengan ibuku. Ini terjadi berulangkali. Di mimpiku itu ibuku masih sangat muda dan sehat. Telinga kanannya yang tadinya berlubang dimakan sel kanker di mimpi itu ternyata telinga ibuku masih utuh. 

   Suatu hari ketika aku pulang dari Bible Camp gerejaku dan letih sekali sedangkan aku harus mencuci pakaian kotor itu sendiri (sesuatu yang tak pernah kulakukan sebelumnya) membuatku sangat enggan dan berat mengerjakannya. Karena letih aku menunda mencuci baju esok hari. 

   Tapi di malam itu aku bermimpi bertemu dengan ibuku. Dan ibuku berkata, “Jangan takut, nanti ibu yang cucikan bajumu” Keesokan harinya, ajaib sekali. Aku memang mencuci baju itu sendiri tapi aku tidak merasa berat sama sekali seakan bukan aku yang sedang mencuci tapi dibantu almarhum ibuku. 

   Selamat hari ibu buat ibuku yang di Sorga. Maafkan aku belum bisa membahagiakan ibu selama ibu hidup di dunia ini. Meskipun aku pernah membenci ibu, namun ibu tidak pernah membenciku. Kasih ibu kepadaku memang seluas samudra.